Kamis, 24 November 2011

Kesadaran Lingkungan

Pendahuluan

Perlindungan lingkungan adalah salah satu dari permasalahan mendesak yang dihadapi umat manusia hingga saat ini. Semua ilmuwan, ahli ekonomi, ahli filsafat, peneliti (melalui surat kabar, televisi, radio, dan lain-lain) menunjukkan tanda-tanda serius dampak zat beracun yang kurang baik atas lingkungan hidup manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Ironisnya perilaku demikian belum menumbuhkan kesadaran bagi manusia untuk memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan secara utuh. Resiko yang mengancam lingkungan merupakan pelajaran yang lengkap dan berharga bagi kehidupan manusia, sebagai upaya untuk mencegah atau meminimalkan polusi, pada skala lokal maupun nasional.
Permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahan komplek, yang dalam penanggulangannya diperlukan keseriusan dan partisipasi dari seluruh unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Mencermati kondisi demikian diperlukan adanya suatu pola pengaturan peranan yang tepat dan proporsional antara unsur-unsur pelaku kebijakan lingkungan hidup, yakni antara unsur pemerintah, pengusaha, tokoh agama, dan masyarakat. Selain daripada itu peran serta para ilmuwan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan riil dalam masalah lingkungan.

Penanaman Kesadaran Lingkungan

Kesepakatan tentang definisi geografi hasil seminar dan Lokakarya yang diselenggarakan oleh IKIP Semarang tahun 1989, mendorong untuk melirik lingkungan dan memberikan kewajiban moral untuk mempedulikannya (Lembaran Ilmu Pengetahuan, 1989). Dalam pelaksanaan, kesadaran terhadap lingkungan tidak begitu saja tumbuh dalam masyarakat, melainkan harus ditanamkan melalui beberapa cara yang  salah satu di antaranya adalah melalui pembelajaran geografi.
Bertolak dari definisi geografi,  pemahaman lingkungan harus dimulai dari objek geografi yaitu landschaft yang artinya  “daerah yang mempunyai individualitas tersendiri berbeda dengan daerah-daerah lain, dengan bagian-bagian yang berhubungan akan berbeda pula baik dalam arti fisis maupun sosial” (Bintarto,1987). Dengan demikian, suatu daerah yang telah diubah oleh manusia  akan mempunyai pengaruh terhadap wilayah lain, suatu lingkungan yang mengalami gangguan akan berpengaruh terhadap lingkungan lain yang berhubungan. Karena itu, baik atau buruknya perlakuan terhadap lingkungan dipengaruhi sikap manusia terhadap lingkungannya.
Sikap peduli terhadap lingkungan ditanamkam melalui proses belajar. Penanaman sikap ini dilakukan dengan berulang-ulang dengan konteks yang berbeda agar tidak terjadi suatu pengulangan materi dan disertai dengan bukti hasil perlakuan manusia terhadap lingkungannya, sehingga siswa  sebagai penerima materi geografi akan merasa memiliki kewajiban untuk memelihara lingkungan agar tidak berakibat buruk terhadap manusia lain. Sikap demikian seperti yang dikemukanan oleh Allport (dalam Sears, 1988) ialah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya”. Sikap peduli terhadap lingkungan akan muncul apabila ada motivasi. Motivasi akan muncul dengan hadirnya minat dan perhatian terhadap adanya bukti-bukti yang jelas dari perlakuan manusia terhadap lingkungan, setelah siswa melihat, mendengar, mengamati bukti tersebut, baik dalam bentuk gambar, klipping maupun pengalaman pengajaran di luar kelas.
Pembelajaran geografi yang berisi penanaman sikap terhadap lingkungan dapat diintegrasikan ke dalam pokok-pokok bahasan yang berkaitan dengan  kependudukan, sumber daya alam, iklim, geomorgologis dan pokok bahasan lain yang berhubungan dengan aktivitas manusia dengan lingkungan. Guru sebagai pendidik dituntut kreatif dalam mengolah materi pelajaran dengan memasukkan unsur-unsur lingkungan ke dalamnya, sedangkan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan lingkungan pada siswa dapat dilakukan melalui pengajaran geografi di luar kelas, dengan membawa siswa ke tempat-tempat yang berhubungan dengan hasil perlakuan buruk manusia terhadap lingkungan. Jika hal ini tidak dapat dilakukan, maka guru dapat memberikan tugas-tugas pada siswa untuk membuat  kliping yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan, pemanfaatan sumber daya yang berlebihan, bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. Untuk mengetahui hasil penanaman sikap, dapat dilakukan test yang paling sederhana, seperti essay dan siswa menjawab secara ideal dalam menghadapi kerusakan lingkungan dan pengukuran skala sikap.
Penanaman sikap juga banyak dipengaruhi oleh guru dan lingkungan sekolah sebagai tempat utama kegiatan belajar mengajar. Perilaku guru akan dilihat oleh siswa yang kemungkinan akan dijadikan contoh dalam menghadapi masalah lingkungan. Oleh karena itu, guru harus hati-hati dalam bertindak dan mengajar, seperti membuang sampah sembarangan, cara berpakaian dan lain-lain. Keadaan kelas yang bersih sebelum guru mengajar akan memberikan semangat  untuk belajar, karena kelas merupakan contoh yang paling awal dalam menanamkan kesadaran akan kepedulian lingkungan. Dengan demikian, motivasi kesadaran terhadap lingkungan akan muncul dari keadaan lingkungan sendiri, karena motivasi merupakan segi dinamis untuk mencapai tujuan, yaitu peduli terhadap lingkungan, maka guru mutlak untuk mengembangkan motivasi terhadap lingkungan dari masing-masing siswanya
Pengajaran geografi yang diberikan di kelas berdasarkan GBPP tidak akan cukup untuk membentuk kesadaran terhadap lingkungan apabila tidak disertai dengan kesediaan dan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan geografi. Oleh karenanya, tugas guru geografi tidak saja menyampaikan aspek kognitif dari materi pelajaran, namun juga aspek afektif, sehingga dapat membentuk sikap peduli terhadap lingkungan. Usaha ini merupakan jalan membentuk individu yang bertanggungjawab atas keseimbangan lingkungan, yang dimulai dari lingkungan yang terdekat.
Pembelajaran geografi di setiap jenjang pendidikan dapat mengenalkan  dan memberi pemahaman bahwa geografi bukanlah mata pelajaran yang semata-mata ilmu pengetahuan berdasarkan buku dan kegiatan motorik belaka, tetapi  dapat membangkitkan motivasi untuk peduli terhadap lingkungan pada setiap orang yang mempelajarinya. Menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan melibatkan siswa sebagai bagian dari lingkungan dan berperan dalam ekosistem, diharapkan tumbuh kesadaran terhadap lingkungan, sehingga ia dapat menyadari setiap perbuatannya terhadap lingkungan sebagai pemelihara lingkungan. 

Kesimpulan :
Kesadaran lingkungan yang telah tertanam pada  mereka yang telah mempelajari geografi di setiap jenjang pendidikan, diharapkan dapat meminimalkan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh banjir, atau bencana alam lainnya tidak perlu terjadi, dan sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran masyarakat bangsa dan negara, apabila orang telah sadar untuk menjaga lingkungannya.
            Untuk memelihara dan menjaga lingkungan, banyak faktor yang perlu disertakan, di antaranya adalah pembelajaran geografi dengan pendekatan kelingkungannya di dalam kelas. Namun,  pelajaran geografi saja tidak cukup.

Dalam bentuk presentasi :

Contoh video :



Referensi :



www.youtube.com

1 komentar:

  1. Slots Casino & Slot Machines | Casino Hub
    Slots Casino & 문경 출장안마 Slot 군포 출장안마 Machines in Las หาเงินออนไลน์ Vegas is a fun and 서울특별 출장마사지 easy to use game! You have more options than ever 태백 출장샵 before, and you can play all your favorite slot machines

    BalasHapus